Kamis, 21 Oktober 2010

rabu 20 oktober 2010

Rabu, 20/10/2010 07:41 WIB
Dinilai Koruptif, Studi Banding BK DPR ke Yunani Harus Dibatalkan 


Jakarta - Alih-alih belajar soal etika dan disiplin, rencana Badan Kehormatan (BK) DPR ke Yunani dinilai salah logika. Kunjungan ke Yunani malah dianggap sebagai rencana sesat dan koruptif.

"Bagaimanapun harus dibatalkan. Itu sudah koruptif. Buat apa belajar ke sana. Siapa yang akan mengajari? Sayang uangnya dibuang-buang," tegas dosen Filsafat UI Rocky Gerung saat berbincang dengan detikcom, Selasa (19/10/2010) malam.

Rocky menganggap, rencana belajar etika ke Yunani terlalu mengada-ada. Ia yakin plesiran kali ini akan jadi bahan tertawaan parlemen Yunani.

"Mereka Parlemen Yunani pasti tanya mau ngapain? Mau belajar dari siapa? Kalian kan sudah pejabat publik buat apa belajar etika? Mestinya sebelum jadi pejabat publik belajar dulu," sindir pendiri Setara Institute ini.

Rocky menambahkan, pelajaran soal etika bisa dipelajari di seluruh universitas di Indonesia. Ia juga bahkan bersedia mengajari jika BK DPR berkenan.

"Menerima kritik itu pelajaran etika paling mudah. Pelajaran etika pertama  itu tidak ada conflict of interest, kedua tidak boleh mengucapkan pikiran pribadi dalam ruang publik. Belajar 10 menit beres itu, tapi menjalankannya yang tidak mudah," ucapnya.

Rencana studi banding tersebut, lanjut Rocky menunjukkan rendahnya kemampuan dan pelajaran etika setiap anggota dewan. DPR yang seharusnya menjadi wadah aspirasi rakyat malah jadi penghisap uang rakyat.

"DPR itu kebun bunga rakyat tetapi oleh partai dijadikan peternakan ular," tutupnya.

Sebelumnya 8 Anggota BK DPR akan berkunjung ke Yunani tanggal 23 Oktober nanti. Tujuannya, untuk belajar pelaksanaan penerapan disiplin dan kode etik anggota DPR.

Meski demikian, Ketua BK DPR Gayus Lumbuun tidak ikut berangkat dalam rombongan tersebut. Gayus menilai, DPR tidak perlu belajar etika ke luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar